Pemberitaan tengah dihebohkan dengan peristiwa buaya menerkam dua warga di Kelurahan Muara Jawa Ulu, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Jumat (15/9/2017).
Diketahui, buaya tersebut menerkam cukup umur seorang pria berjulukan Arjuna (16), dan seseorang yang mengaku pawang.
Saat itu ia hendak membantu pencarian Arjuna, namun nahas nasibnya berakhir sama.
Supriyanto (39) pun turut menjadi korban terkaman buaya pada Sabtu (16/9/2017).
Melansir dari Tribun Kaltim, nasib Supriyanto pun belum diketahui hingga sekarang.
Berikut tim TribunWow.com himpun fakta-fakta terkait peristiwa pawang yang diterkam oleh buaya ini!
Simak selengkapnya di sini!
1. Kronologi kejadian
Melansir dari Tribun Kaltim, Arjuna, korban pertama yang merupakan warga Kelurahan Muara Jawa Ulu, Kecamatan Muara Jawa ketika itu hendak membersihkan tubuh di sungai TB depan jetty BRE RT 17 Kelurahan Muara Jawa Ulu pada Jumat (15/9/2017) sekitar pukul 16.30 WITA.
Saat itulah Arjuna eksklusif disambar buaya dan kemudian teriakan korban didengar oleh rekannya, Ardi (18) dan seketika itu juga saksi melihat korban tertarik ke dalam sungai dan tenggelam.
Mengetahui putranya disambar buaya, Anshar, ayah Arjuna pun eksklusif kesurupan.
Sementara itu, Supriyanto yang merupakan warga Muara Jawa Ulu yang mengaku pawang buaya ikut membantu pencarian Arjuna pada Sabtu (16/9/2017).
Diketahui, ketika itu Supriyanto hanya mengenakan celana pendek warna hitam dan eksklusif menceburkan diri ke sungai.
Ia menenggelamkan kepalanya ke dalam sungai. Kemudian ia mencoba berenang.
Dua menit di dalam air, ia terlibat pergumulan dengan seekor buaya di dalam air. Malangnya, tubuh pawang itu ditarik ke dalam air dan tak muncul lagi di permukaan air.
Upaya untuk dapat segera menemukan korban telah dilakukan, mulai melaksanakan penyisiran dengan speedboat, hingga menggunakan pinjaman pawang.
Sabtu (16/9/2017) seluruh personel sudah kembali ke dermaga, tempat kejadian korban diterkam buaya.
Sejumlah ritual dengan menaruh ketan hitam, ketan merah dan materi lainnya, dilakukan dan ditempatkan di sekitar lokasi kejadian.
Bahkan Satuan Polisi Perairan dan Udara (Polairud) Polres Kukar pun mulai memasang spanduk peringatan bagi warga sekitar untuk tidak beraktivitas di sana.
Sekitar pukul 18.00 Wita, tim pencari yang terdiri dari Polri dan TNI kembali melaksanakan penyisiran, namun tidak ditemukan adanya tanda-tanda mayat korban. Hingga pukul 19.00 Wita, tim pencarian dengan penyisiran ke sungai dihentikan.
2. Supriyanto sempat melaksanakan ritual ini ketika menolong Arjuna
Melansir dari Tribun Kaltim, ketika Supriyanto melepas baju, sandal, dan menitipkam 2 unit telepon seluler kepada seorang warga, ia sempat melaksanakan ritual.
Saat itu, ia melaksanakan ritual di dalam air dengan menangkupkan kedua telapak tangannya di depan dada untuk memanggil buaya yang menerkam korban.
Setelah itulah, eksistensi Supriyanto menghilang alasannya yaitu tubuh sang pawang itu ditarik ke dalam air dan tak muncul lagi di permukaan. Keberadaan Arjuna dan Supriyanto ketika itu sama-sama tidak diketahui.
3. Fakta bahu-membahu sosok Supriyanto
Kembali melansir dari Tribun Kaltim, Supriyanto dikenal sebagai sosok 'orang pintar' di daerahnya.
Diketahui, ia kerap menyembuhkan penyakit tidak wajar yang diderita orang. Namun, belakangan ini gres diketahui bahwa Supriyanto bukanlah pawang buaya. Dirinya hanya berniat menolong Arjuna (korban pertama) alasannya yaitu kasihan.
Tak hanya itu, diketahui Supriyanto memiliki kemampuan supranatural semenjak masih muda. Saat itu dikatakan bahwa Supriyanto kerap dirasuki oleh arwah leluhurnya. Sejak itulah Supriyanto mulai mendalami ilmu supranatural.
Karena memiliki kemampuan menyembuhkan penyakit yang tidak wajar, ia kerap dipanggil ke luar daerah untuk menyembuhkan orang.
Pulau Sulawesi, Jawa dan Sumatera telah didatanginya untuk sembuhkan orang. Ternyata, Supriyanto yaitu sosok bapak dari dua anak laki-laki yang keduanya masih bersekolah.
Anak pertamanya berusia 14 tahun sementara anak keduanya berusia 9 tahun. Selain berprofesi sebagai "orang pintar", Supriyanto juga seorang pemburu tokek.
Selain dapat menyembuhkan penyakit tak wajar yang diderita orang, Supriyanto juga bisa menangkal hujan, alias sebagai pawang hujan.
4. 7 pawang diturunkan, korban belum juga ditemukan
Pencarian terhadap kedua korban ini terus dilakukan.
Pencarian dilakukan mulai dengan cara melaksanakan penyisiran dengan menggunakan kapal maupun speedboat bahkan juga dengan cara supranatural dengan menggunakan jasa pawang buaya dan juga orang pintar.
Masih melansir Tribun Kaltim, bahkan untuk menemukan Supriyanto, petugas maupun warga yang berkepentingan telah mendatangkan pawang buaya dari banyak sekali daerah mulai dari Balikpapan, Kutai Lama, dan pawang yang berasal dari daerah sekitar.
Total, hingga hari ketiga pencarian, sudah terdapat tujuh pawang yang didatangkan, namun belum juga dapat menemukan korban.
"Kita minta pihak keluarga untuk bersabar, tawakal, alasannya yaitu banyak sekali cara sudah dilakukan," ucap salah satu warga yang turut dalam pencarian, Busman, Minggu (17/9/2017).
Namun, pencarian tersebut terhambat lantaran banyaknya warga yang berkumpul di bersahabat lokasi kejadian.
Padahal diketahui, pawang maupun tim pencarian butuh ketenangan dalam melaksanakan pencarian.
"Tadi malam alasannya yaitu tenang, jadinya bisa kita dapatkan korban yang pertama, makanya kita berkali kali minta warga untuk tidak berkumpul di bersahabat lokasi, terlebih yang lakukan foto-foto," tuturnya.
5. Ada kecacatan yang tampak dari dongeng istri Supriyanto
Pihak keluarga korban tetap berharap Supriyanto dapat ditemukan dalam keadaan selamat.
Melansir dari Tribun Kaltim, hal ini diungkapkan oleh istri korban, Tuti Handayani (33).
Saat ditemui di kediaman korban yang berada di daerah Jalur, Muara Jawa, mata Tuti pun tampak masih infeksi alasannya yaitu ia tak henti-hentinya menangis.
Ia juga menjelaskan bahwa suaminya dikenalkan punya kemampuan untuk menyembuhkan penyakit tidak wajar yang diderita orang.
Hal itulah yang membuat Supriyanto dimintai tolong untuk mencari Arjuna (16).
"Dia (Supriyanto) memang bisa sembuhkan orang yang sakitnya tidak wajar, bisa juga sebagai pawang hujan kalau ada hajatan warga, tapi belum pernah selama ini ia jadi pawang buaya," ucapnya, Minggu (17/9/2017).
Lanjut ia menjelaskan, semenjak Jumat (15/9/2017) lalu, ketika kejadian pertama terkaman buaya itu, korban selalu mengatakan kasihan dengan anak (Arjuna) yang jadi korban terkaman buaya.
Bahkan, Supriyanto telah dua kali ke lokasi kejadian untuk melihat situasi di lokasi kejadian.
Pada Sabtu (16/9/2017) Supriyanto kembali datang ke lokasi kejadian dan berujung dengan terkaman kedua kepada Supriyanto.
"Saya sudah larang, ia bilang hanya lihat-lihat saja. Dan pagi itu, sebelum pergi ia sempat ngerokok dan minum kopi yang saya buat. Jam 11.30an WITA, saya dapat kabar ia jadi korban," ungkapnya.
Dari informasi yang ia dapatkan, Supriyanto yang dikenal ramah itu, tampak tak mengeluarkan sepatah katapun ketika hingga di lokasi kejadian.
Usai turun dari motor, tak lama berselang eksklusif turun ke sungai melaksanakan sejumlah ritual pemanggilan buaya.
Ketenaran Supriyanto mengenai kemampuannya dalam menyembuhkan orang sakit, ternyata tidak hanya diketahui warga sekitar Muara Jawa saja, namun sudah hingga ke daerah Sulawesi.
Keluarga berharap biar tubuh Supriyanto dapat segera ditemukan, dan sangat bersyukur jikalau ditemukan dalam keadaan selamat.
Hingga pukul 06.30 WITA, Minggu (17/9/2017), tubuh Supriyanto belum juga ditemukan, sedangkan tubuh Arjuna dikabarkan telah ditemukan.
Berikut video nya :
Buat lebih berguna, kongsi: