Wajah Wanita ini Mengalami Retak dan Perih Luarbiasa, Ternyata ini Penyebabnya

Wajah Wanita ini Mengalami Retak dan Perih Luarbiasa, Ternyata ini Penyebabnya
Seorang penderita eksim menderita kondisi medis di mana bercak-bercak kulitnya menjadi bernafsu dan meradang.
Hal itu juga disertai lecet yang menimbulkan gatal dan pendarahan, kadang kala jawaban reaksi iritasi (dermatitis eczematous) namun lebih khas tidak memiliki penyebab eksternal yang jelas
Dilansir dari DailyMail Vivienne Hew (20) dari Dublin, yang telah menderita keluhan kulit yang umum semenjak masih muda, juga takut meninggalkan rumahnya dikala orang-orang takut menatap kulitnya yang retak, cuek dan berdarah.
Seorang penderita eksim merusak kulitnya
Seorang penderita eksim merusak kulitnya
Vivienne Hew telah menderita eksim semenjak masih muda (digambarkan sebelum kulitnya menjadi parah)
Vivienne Hew telah menderita eksim semenjak masih muda (digambarkan sebelum kulitnya menjadi parah) 
3 tahun ia memakai krim steroid yang diduga menjadi penyebabnya
3 tahun ia memakai krim steroid yang diduga menjadi penyebabnya
Setelah membuatkan kecanduan krim yang telah ia resepkan, ia telah menghabiskan tiga tahun terakhir untuk melawan penarikan steroid topikal.
Sekarang, Hew, yang menganggur, rentan terhadap serangan suar yang menyakitkan yang membuat ia dalam penderitaan yang menyengsarakan menyerupai ia disiram dengan asam.
"Saya mengalami gatal yang benar-benar hebat, hampir menyerupai itu berasal dari tulang. Bahkan mandi pun terasa sakit. Air terasa menyerupai asam." ungkapnya.
Bahkan hal itu juga membuatnya takut untuk membuka pintu bagi yang datang ke tempatnya.
Kulitnya menjadi sensitif sehingga dapat menjadi retak dan luka
Kulitnya menjadi sensitif sehingga dapat menjadi retak dan luka
Hew mengatakan dikala ini tidak dapat bekerja dan hanya tinggal di rumah sehingga membuat ibunya yang melaksanakan segalanya.
"Saya mengalami gatal yang sangat hebat, hampir menyerupai itu berasal dari tulang." ujarnya.
Untuk mandi saja dikatakan Hew ia akan merasa kesakitan sebab akan terasa perih di kulit. Setelah didiagnosis eksim mulai dari bayi, Hew diberi resep krim steroid.
Namun, alih-alih menghilangkan gejalanya, mereka memicu memar merah yang menyebar ke lengannya.
Selain itu, krim menimbulkan kulitnya membengkak dan ia mulai merasa kedinginan dikala tubuhnya berusaha mengatur suhu tubuhnya.
"Gejala-gejalanya jauh di luar eksim. Wajahku akan membengkak dan terbakar, dan kulitnya keluar dan dipipihkan. Sampai pada titik di mana saya menumpahkan begitu banyak, saya harus mengundurkan diri dari daerah tidur dan kamar saya setiap hari." ujarnya.
Gejala Hew tidak hanya bersifat fisik. Saat kulitnya memburuk, ia menjadi sangat cemas sebab terlihat di depan umum.
"Saya masih menerima banyak kecemasan wacana hal itu. Aku bahkan takut membuka pintu tukang pos. Saya jarang melihat orang-orang di mata dikala saya berbicara dengan mereka sebab saya merasa sangat sadar diri." ujarnya.
Dia tidak pernah mendengar orang pribadi berbicara buruk kepadanya tapi banyak orang akan memperhatikannya sebab penampilannya.
Steroid topikal cukup Merusak
Prihatin bahwa krim yang telah ia resepkan itu lebih merusak,Hew mencari gosip lebih lanjut di internet, di mana ia menemukan Jaringan Ketergantungan Steroid Topikal Internasional.
Kecanduan semacam itu mampu memicu kondisi yang dikenal sebagai penarikan steroid topikal, atau sindrom kulit merah, yang menimbulkan seseorang menderita memar merah yang menyiksa dikala mereka mencoba melepaskan krim steroid.
Dia kemudian yaki bahwa kecanduan itulah yang ia derita. Lalu ia bersumpah untuk melepaskan pemakaian krimnya. 
Meskipun kemajuannya lamban, ia telah melihat beberapa tanda perbaikan dan telah bersumpah untuk tetap menjalani rutinitas sehari-harinya untuk mandi di laut, mengonsumsi banyak sekali embel-embel dan menghindari pakaian ketat yang terbuat dari materi sintetis.
Hew juga menjadi vegetarian dan mengalah gluten setelah mengkhawatirkan dietnya terkait dengan kulitnya.
Dia dikala ini berangsur pulih
Dia dikala ini berangsur pulih
Dia juga memiliki akun Instagram untuk menjangkau penderita lainnya.
"Sangat menghibur untuk menerima dukungan itu dan berbicara kepada orang-orang yang tahu apa yang saya rasakan. Saya ingin orang lain menyadari bahwa steroid topikal mampu lebih berbahaya daripada kebaikan sebelum terlambat, jadi mereka tidak harus melalui apa adanya." ungkapnya.


baca sumber

Buat lebih berguna, kongsi:
close